Jumat, 19 Oktober 2012

Pembuatan medium

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

            Pembuatan medium dapat dilakukukan dengan cara menimbang masing-masing komponen bahan kimia dengan teliti, kemudian dicampur dan dilarutkan di dalam air, mengatur pH-nya, dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan di sterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 1210C (tekanan 15 Ib ) selama 15-20 menit.

            Medium padat yang akan diinokuasi dengan mikroba tertentu sebelum memadat harus didinginkan terlebih dahulu sampai suhu menjadi 47-500C. Larutan media dalam bentuk cairan panas ini siap untuk di proses lebih lanjut menjadi media agar dalam petridisk, agar miring maupun agar tegak

            Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.

            Alat-alat yang digunakan dalam perkembangbiakan inipun harus disterilisasikan terlebih dahulu. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada mikroorganisme lain, yang tidak diinginkan, tumbuh dalam media tersebut, sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang akan dibiakkan dalam media tersebut.

Media merupakan campuran dari beberapa zat-zat makanan untuk pertumbuhan mikroba dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu media padat, media setengah padat, media cair, dan berdasarkan komposisinya, yaitu media sintesis, media semi sintesis, dan media non sintesis. Dari media tersebut, maka kita dapat mengetahui sifat dan bentuk (koloni) dari mikroba.
1.2 Tujuan Praktikum

            Tujuan dilakukan percobaan inin adalah untuk membuat medium dan mengetahui komposisi dari Nutrien Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA), Touge Ekstrak Agar (TEA), Nutrien Broth (NB), Potato Dextrose Broth(PDB) serta dapat mengklasifikasikan berdasarkan fungsi, konsistensi, dan susunan kimia.


1.3 Manfaat
Untuk mengetahui dan memahami secara langsung pertumbuhan mikroorgansime / pembiakan mikroorganisme pada medium.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mempelajari pertumbuhan bakteri merupakan factor terpenting dalam menegetahui beberaa spek fisiologis. Hal itu karena karateristik pertumbuhan mencerminkan kejadian fisiologis suatu bakteri. Oleh karena itu dalam melakukan penelitian biasanya para peneliti melakukan manipulasi pertumbuhan (misalnya menggunakan kutur yang lama) untuk dapat mempelajari suatuaspek fisiologis (Tjahjadi, 2007)
Pertumbuhan tidak selalu berhubungan dengan pembelahan. Banyak spesies bakteri bentuk batang, disebabkan oleh karena banyak factor–factor ekstrogen, gagal mengandakan pembelahan, walaupun pembelahan inti, petumbuhan dinding, membrane, dan isi sel terus berlangsung. Hasilnya ialah bukan penambahan jumloah sel, tetapi terbentuk filament yang panjang dan tidak tersekat. Pertumbuhan diartikan penamabhan dan dapat dihubungkan dengan penamabahan ukuran, jumolah bobot, massa dan banyak parameter lainnya dari suatu bantuk hidup. Penambahan ukuran atau massa suatu sel individual biasanya terjadi pada pendewasaan (maturasi) untuk kemudian dilanjutkan dengan cara pembelahan sel (Irianto, 2006)
            Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. (Volk, dan Wheeler,1993 . Mikrobiologi Dasar Jilid 1).
            Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh. (Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
Berdasarkan konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
·         Medium cair/broth/liquid medium
Contoh : air pepton, nutrient broth, lactosa
·         Medium setengah padat (semi solid medium)
Contoh : sim agar, cary dan brain agar
·         Medium padat (solid medium)
Contoh : endo agar, PDA, Nutrient agar (Ani Murniati, 2000. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
            Medium semi solid dan solid menggunakan bahan pemadat (seperti amilum, gelatin, selulosa dan agar-agar). Untuk medium padat/solid kita dapat menggunakan agar-agar dengan kadar 1,5%-1,8%, dan pada medium semi solid kadarnya setengah dari medium padat, sedangkan pada medium cair tidak diperlukan pemadat. (Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
            Agar biakan bakteri dapat dibuat, maka medium dan alat-alat yang diperlukan harus disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan semua organisme yang dapat menjadi kontaminan. Metode yang lazim digunakan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah (menggunakan autaklaf), sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi kering (menggunakan oven). (Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
Media buatan manusia dapat berupa:
  1. Medium cair yang biasa dipakai ialah kaldu daging lembu sebanyak 3 gr dalam 1 liter air murni dan 5 g peptone. Peptone ialah protein yang terdapat pada daging, air susu, kedelai, putih telur. Peptone N2 kaldu berisi garam-garam mineral.
  2. Medium kental (padat) biasanya menggunakan kentang yang di potong serupa silinder untuk medium. Ada juga medium dari kaldu yang dicampur dengan sedikit agar-agar. Agar-agar ialah sekedar zat pengental dan bukan zat makanan bagi bakteri.
  3. Medium yang diperkaya. Bakteri juga tumbuh pada dasar makanan. Seperti, bakteri pathogen. Brucella abortus, mycobacterium tuberculosis, diplococcus pneumoniae, memerlukan zat makanan tambahan berupa serum atau darah yang tidak mengandung fibrinogen. Fibrinogen adalah zat yang menyebabkan darah menjadi kental apabila keluar dari luka.
  4. Medium yang kering dapat tersedia dalam bentuk serbuk kering
  5. Medium yang sintetik berupa ramuan-ramuan zat anorganik yang tertentu yang mengandung zat karbon dan nitrogen. bakteri autotrof dapat hidup pada medium ini.
            Medium sintetik berguna sebagai medium dasar dalam penyelidikan macam-macam vitamin, asam amino dan lain. Dan juga untuk membedakan Aerobacter aerogenes dari escheria coli. Media yang hanya cocok untuk species-species tertentu dan tidak cocok untuk species yang lain disebut medium selektif.
Dalam pembuatan media dapat digunakan 3 buah larutan peptone dengan pH 7,9 yang berfungsi untuk membantu pembiakan media. Larutan PCA (Potato Clostirel agar) dengan menggunakan media bakteri dan larutan PDA (Potato Dextrose Agar) dengan menggunakan tempe (kapang) dan tomat (Khamir). Pembuatan media ini harus dipersiapkan selama 2-3 minggu (Diliello, 2002).
            Pada pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung banyak protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri (Stanier, 2001).
Komponen anorganik maupun organic merupakan substrat ataupun medium yang baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran populasi dari protozoa (amoeba, flagllata, cilliata), bakteri (clostridium, rhizobium), alga (ganggang) seperti alga biru, hijau dan jamur terutama jamur bertingkat rendah seperti jamur lender, berbagai ragi, dan berbagai phyromycetes dan ascomycetes (Dwijoseputro, 1998).
   Pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA), kentang sudah ditimbang dan direbus, dengan ukuran kentang 50,31 g dan agar 4,03 g. Disini menggunakan agar untuk mengentalkan media. Ekstrak kentang dan agar disetir dan diatur suhu dan pHnya. Sebelum dilakukan sterilisasi, media berawarna kuning, setelah disterilisasi dalam autoklaf media berwarna kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat, media dapat ditanami bakteri (Schegel, 1993).
Pembuatan media Nutrien Agar (NA) menggunakan bahan utama beef ekstrak 5 g, peptom 3 g dan agar 3 g. Pada awal pengamatan media Nutrien Agar, sebelum proses sterilisasi berwarna kuning, setelah sterilisasi warna media menjadi agak coklat. Pada pembuatan media NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994). Agar yang digunakan dalam proses ini untuk mengentalkan media sama halnya dengan yang digunakan pada media PDA yang juga berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba (Schlegel, 1993). Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:
·         Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170o – 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).
·         Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin).
·         Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).

 
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Dalam praktikum Pembuatan Media Agar didapatlah hasilnya sebagai berikut :
·         Nutrient broth ( NB)                  : Warna kuning
·         Nutrient agar ( NA)                   :
·         Potato dextrose agar (PDA)     :
·         Plate count agar( PAC)            :
·         Starch agar (SA)                      :

            Nama medium : Potato Dextrose Agar (PDA) Potato dextrose agar (PDA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur. Fungsi bahan yang digunakan pada medium PDA :
§  Kentang : sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi.
§  Dextrose : sebagai sumber gula dan energi
§  Agar : Untuk memadatkan medium PDA.
§  Aquadest : Untuk melarutkan agar, dextrose, dan kentang.
            Nama medium : Nutrient Agar (NA) Nutrient agar (NA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami (daging) dan bahan sintesis (pepton dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan semua mikroba.
Fungsi bahan yang digunakan pada medium NA :
§  Daging : sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen organik dan senyawa karbon.
§  Pepton : sebagai sumber utama nitrogen organic dan sumber nutrisi
§  Agar : Untuk memadatkan medium NA.
§  Aquadest : Untuk melarutkan agar, pepton, dan daging.





BAB V
PEMBAHASAN

            medium yang digunakan nutrient agar digunakan untuk menambahkan bakteri dan plate count agar (PCA) digunakan sebagai medium untuk menumbuhkan jamur. PCA ini jarang digunakan karena tidak spesifik dan juga selain menumbuhkan bakteri, jamur juga ikut tumbuh. Jadi kita hendak salah satu harus dilakukan dengan cara isolasi terlebih dahulu
            Menurut Suryawiris (1986), salah satu persyaratan untuk menumbuhkan mikrobia adalah tekanan osmose, hal ini untuk dimasukkan karena dapat digunakan untuk medium yang padat yang tumbuh didalam media tersebut adalah bakteri aerob (membutuhkan oksigen) oleh karena itu dibutuhkan tegangan osmose agar bakteri dapat tumbuh diatas permukaan dan memperoleh oksigen yang dibutuhkan untuk hidup.
            Menurut Dwiseputro (1989 : 39), mikroba adalah suatu mikroorganisme yang hidup dan melakukan aktivitas seperti halnya makhluk hidup lainnya. Salah satunya mempunyai warna media yang tidak disterilakan karena terdapat kemugkianan ada mikroorganisme yang menempel atau yang terkontaminasi oleh mikroba yang ada diudara, angina atau yang ada didalam media itu sendiri. Sedangkan yang telah mengalami sterilisasi tidak mengalami sterilisasi tidak mengalami perubahan yang sangat berarti dan kemungkianan untuk terkontaminasi juga sangat kecil karenasebagian mikroba yang ada didalamnya sudah musnah karena mengalami pemanasan dengan suhu tinggi.
            Media pengencer berfungsi untuk mengencerkan konsentrasi nutrisi dan mengurai koloni mikroorganisme yang bergerombol padat sehingga dapat di amati dan di ketahui jumlah mikroorganisme secara spesifik dan untuk mendapatkan perhitungan yang tepat.
Media-media yang dapat di gunakan dalam uji mikrobiologi ini antara lain:
  1. PCA (Plate Count Agar): Di gunakan sebagai media pertumbuhan bakteri
  2. PDA (Potato Dextrose Agar): Digunakan sebagai media pertumbuhan khamir dan kapang
  3. Pepton: sebagai bahan pengencer



















BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapatlah kesimpulannya sebagai berikut :
·         Suatu media telah diketahui secara rinci komposisi yang akan digunakan tersebut disebut dengan media sintetik.
·         Media yang digunakan untuk menumbuhkan mikrobia Nutrient broth ( NB), Nutrient agar ( NA), Potato dextrose agar (PDA), Plate count agar( PAC) ,Starch agar (SA)
·         Media selektif (selective medium) /media penghambat adalah media yang ditambah zat kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain sehingga dapat mengisolasi mikroba tertentu. Syarat media adalah mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba tersebut, mempunyai pH sesuai, tegangan permukaan dan tekanan osmose, tidak mengandung zat penghambat. Contoh media selektif adalah SSA dan TCBS ( tidak disterilkan dalam autoklaf), Mac Conkey dan EMB ( disterilisasi dalam autoklaf ).










DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta
Stanier. 1982. Mikrobiologi Dasar. Erlangga : Jakarta.
Tortora. 1992. Biologi Sel. Angkasa Bandung : Bandung.
Lay, et al. 1992. Mikrobiologi Dasar. Gramedia : Jakarta.
Pelczar, Michael. 1996. Dasar-Dasar. Mikrobiologi. Universitas Indonesia : Jakarta.