BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembuatan medium dapat
dilakukukan dengan cara menimbang masing-masing komponen bahan kimia dengan
teliti, kemudian dicampur dan dilarutkan di dalam air, mengatur pH-nya,
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan di sterilkan menggunakan autoklaf pada suhu
1210C (tekanan 15 Ib ) selama 15-20 menit.
Medium padat yang akan
diinokuasi dengan mikroba tertentu sebelum memadat harus didinginkan terlebih
dahulu sampai suhu menjadi 47-500C. Larutan media dalam bentuk
cairan panas ini siap untuk di proses lebih lanjut menjadi media agar dalam
petridisk, agar miring maupun agar tegak
Untuk menelaah
mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka.
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang
disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien
yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan
kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Alat-alat yang
digunakan dalam perkembangbiakan inipun harus disterilisasikan terlebih dahulu.
Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada mikroorganisme lain, yang tidak
diinginkan, tumbuh dalam media tersebut, sehingga dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang akan dibiakkan dalam media tersebut.
Media
merupakan campuran dari beberapa zat-zat makanan untuk pertumbuhan mikroba dan
berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media dibedakan berdasarkan
fase (sifat fisik media), yaitu media padat, media setengah padat, media cair,
dan berdasarkan komposisinya, yaitu media sintesis, media semi sintesis, dan
media non sintesis. Dari media tersebut, maka kita dapat mengetahui sifat dan
bentuk (koloni) dari mikroba.
1.2
Tujuan Praktikum
Tujuan
dilakukan percobaan inin adalah untuk membuat medium dan mengetahui komposisi
dari Nutrien Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA), Touge Ekstrak Agar (TEA),
Nutrien Broth (NB), Potato Dextrose Broth(PDB) serta dapat mengklasifikasikan
berdasarkan fungsi, konsistensi, dan susunan kimia.
1.3
Manfaat
Untuk
mengetahui dan memahami secara langsung pertumbuhan mikroorgansime / pembiakan
mikroorganisme pada medium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mempelajari
pertumbuhan bakteri merupakan factor terpenting dalam menegetahui beberaa spek
fisiologis. Hal itu karena karateristik pertumbuhan mencerminkan kejadian
fisiologis suatu bakteri. Oleh karena itu dalam melakukan penelitian biasanya
para peneliti melakukan manipulasi pertumbuhan (misalnya menggunakan kutur yang
lama) untuk dapat mempelajari suatuaspek fisiologis (Tjahjadi, 2007)
Pertumbuhan
tidak selalu berhubungan dengan pembelahan. Banyak spesies bakteri bentuk
batang, disebabkan oleh karena banyak factor–factor ekstrogen, gagal
mengandakan pembelahan, walaupun pembelahan inti, petumbuhan dinding, membrane,
dan isi sel terus berlangsung. Hasilnya ialah bukan penambahan jumloah sel,
tetapi terbentuk filament yang panjang dan tidak tersekat. Pertumbuhan diartikan
penamabhan dan dapat dihubungkan dengan penamabahan ukuran, jumolah bobot,
massa dan banyak parameter lainnya dari suatu bantuk hidup. Penambahan ukuran
atau massa suatu sel individual biasanya terjadi pada pendewasaan (maturasi)
untuk kemudian dilanjutkan dengan cara pembelahan sel (Irianto, 2006)
Mikroorganisme dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium
yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut
harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang
bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik
seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang
sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya. (Volk, dan Wheeler,1993 . Mikrobiologi Dasar Jilid 1).
Akan tetapi yang
terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan
berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi
dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi
kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan
faktor tumbuh. (Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
Berdasarkan konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu :
·
Medium cair/broth/liquid medium
Contoh : air pepton, nutrient broth, lactosa
·
Medium setengah padat (semi solid medium)
Contoh : sim agar, cary dan brain agar
·
Medium padat (solid medium)
Contoh : endo agar, PDA, Nutrient agar (Ani Murniati, 2000. Buku
Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
Medium semi solid dan
solid menggunakan bahan pemadat (seperti amilum, gelatin, selulosa dan
agar-agar). Untuk medium padat/solid kita dapat menggunakan agar-agar dengan
kadar 1,5%-1,8%, dan pada medium semi solid kadarnya setengah dari medium
padat, sedangkan pada medium cair tidak diperlukan pemadat. (Mila Ermila, 2005,
Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
Agar biakan bakteri
dapat dibuat, maka medium dan alat-alat yang diperlukan harus disterilisasi
sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan semua
organisme yang dapat menjadi kontaminan. Metode yang lazim digunakan untuk
mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan pemanasan. Jika panas
digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah (menggunakan
autaklaf), sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi kering (menggunakan
oven). (Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
Media buatan manusia dapat berupa:
- Medium cair yang biasa dipakai ialah kaldu daging lembu sebanyak 3
gr dalam 1 liter air murni dan 5 g peptone. Peptone ialah protein yang
terdapat pada daging, air susu, kedelai, putih telur. Peptone N2 kaldu
berisi garam-garam mineral.
- Medium kental (padat) biasanya menggunakan kentang yang di potong
serupa silinder untuk medium. Ada juga medium dari kaldu yang dicampur
dengan sedikit agar-agar. Agar-agar ialah sekedar zat pengental dan bukan
zat makanan bagi bakteri.
- Medium yang diperkaya. Bakteri juga tumbuh pada dasar makanan.
Seperti, bakteri pathogen. Brucella abortus, mycobacterium tuberculosis, diplococcus
pneumoniae, memerlukan zat makanan tambahan berupa serum atau darah yang
tidak mengandung fibrinogen. Fibrinogen adalah zat yang menyebabkan darah
menjadi kental apabila keluar dari luka.
- Medium yang kering dapat tersedia dalam bentuk serbuk kering
- Medium yang sintetik berupa ramuan-ramuan zat anorganik yang
tertentu yang mengandung zat karbon dan nitrogen. bakteri autotrof dapat
hidup pada medium ini.
Medium sintetik berguna
sebagai medium dasar dalam penyelidikan macam-macam vitamin, asam amino dan
lain. Dan juga untuk membedakan Aerobacter aerogenes dari escheria coli. Media
yang hanya cocok untuk species-species tertentu dan tidak cocok untuk species
yang lain disebut medium selektif.
Dalam pembuatan media dapat digunakan 3 buah larutan peptone dengan pH
7,9 yang berfungsi untuk membantu pembiakan media. Larutan PCA (Potato
Clostirel agar) dengan menggunakan media bakteri dan larutan PDA (Potato
Dextrose Agar) dengan menggunakan tempe (kapang) dan tomat (Khamir). Pembuatan
media ini harus dipersiapkan selama 2-3 minggu (Diliello, 2002).
Pada pembuatan media
untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung banyak
protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri
(Stanier, 2001).
Komponen anorganik maupun organic merupakan substrat ataupun medium yang
baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan
campuran populasi dari protozoa (amoeba, flagllata, cilliata), bakteri
(clostridium, rhizobium), alga (ganggang) seperti alga biru, hijau dan jamur
terutama jamur bertingkat rendah seperti jamur lender, berbagai ragi, dan
berbagai phyromycetes dan ascomycetes (Dwijoseputro, 1998).
Pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA), kentang sudah ditimbang dan
direbus, dengan ukuran kentang 50,31 g dan agar 4,03 g. Disini menggunakan agar
untuk mengentalkan media. Ekstrak kentang dan agar disetir dan diatur suhu dan
pHnya. Sebelum dilakukan sterilisasi, media berawarna kuning, setelah
disterilisasi dalam autoklaf media berwarna kecoklatan dan didapat endapan
berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat, media dapat ditanami bakteri
(Schegel, 1993).
Pembuatan media Nutrien Agar
(NA) menggunakan bahan utama beef ekstrak 5 g, peptom 3 g dan agar 3 g. Pada
awal pengamatan media Nutrien Agar, sebelum proses sterilisasi berwarna kuning,
setelah sterilisasi warna media menjadi agak coklat. Pada pembuatan media NA
ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2
(Dwidjoseputro, 1994). Agar yang digunakan dalam proses ini untuk
mengentalkan media sama halnya dengan yang digunakan pada media PDA yang juga
berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba (Schlegel, 1993).
Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:
·
Sterilisasi secara fisik
(pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama
senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat
temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat
“bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170o – 180oC
dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).
·
Sterilisasi secara kimia (misalnya
dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin).
·
Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk
beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami
perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti
pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang
lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Dalam
praktikum Pembuatan Media Agar didapatlah hasilnya sebagai berikut :
·
Nutrient broth ( NB) :
Warna kuning
·
Nutrient agar ( NA) :
·
Potato dextrose agar (PDA) :
·
Plate count agar( PAC) :
·
Starch agar (SA) :
Nama medium : Potato
Dextrose Agar (PDA) Potato dextrose agar (PDA) termasuk medium semi alamiah
karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan
agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur. Fungsi bahan yang digunakan pada
medium PDA :
§
Kentang : sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan
energi.
§
Dextrose : sebagai sumber gula dan energi
§
Agar : Untuk memadatkan medium PDA.
§
Aquadest : Untuk melarutkan agar, dextrose, dan
kentang.
Nama medium : Nutrient Agar (NA) Nutrient
agar (NA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami
(daging) dan bahan sintesis (pepton dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan
semua mikroba.
Fungsi
bahan yang digunakan pada medium NA :
§
Daging : sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen
organik dan senyawa karbon.
§
Pepton : sebagai sumber utama nitrogen organic dan
sumber nutrisi
§
Agar : Untuk memadatkan medium NA.
§
Aquadest : Untuk melarutkan agar, pepton, dan
daging.
BAB V
PEMBAHASAN
medium yang digunakan nutrient agar digunakan
untuk menambahkan bakteri dan plate count agar (PCA) digunakan sebagai medium
untuk menumbuhkan jamur. PCA ini jarang digunakan karena tidak spesifik dan
juga selain menumbuhkan bakteri, jamur juga ikut tumbuh. Jadi kita hendak salah
satu harus dilakukan dengan cara isolasi terlebih dahulu
Menurut Suryawiris (1986), salah
satu persyaratan untuk menumbuhkan mikrobia adalah tekanan osmose, hal ini
untuk dimasukkan karena dapat digunakan untuk medium yang padat yang tumbuh
didalam media tersebut adalah bakteri aerob (membutuhkan oksigen) oleh karena
itu dibutuhkan tegangan osmose agar bakteri dapat tumbuh diatas permukaan dan
memperoleh oksigen yang dibutuhkan untuk hidup.
Menurut Dwiseputro (1989 : 39),
mikroba adalah suatu mikroorganisme yang hidup dan melakukan aktivitas seperti
halnya makhluk hidup lainnya. Salah satunya mempunyai warna media yang tidak
disterilakan karena terdapat kemugkianan ada mikroorganisme yang menempel atau
yang terkontaminasi oleh mikroba yang ada diudara, angina atau yang ada didalam
media itu sendiri. Sedangkan yang telah mengalami sterilisasi tidak mengalami
sterilisasi tidak mengalami perubahan yang sangat berarti dan kemungkianan
untuk terkontaminasi juga sangat kecil karenasebagian mikroba yang ada
didalamnya sudah musnah karena mengalami pemanasan dengan suhu tinggi.
Media
pengencer berfungsi untuk mengencerkan konsentrasi nutrisi dan mengurai koloni
mikroorganisme yang bergerombol padat sehingga dapat di amati dan di ketahui
jumlah mikroorganisme secara spesifik dan untuk mendapatkan perhitungan yang
tepat.
Media-media yang dapat di gunakan dalam uji mikrobiologi ini antara
lain:
- PCA (Plate Count Agar): Di gunakan sebagai media pertumbuhan
bakteri
- PDA (Potato Dextrose Agar): Digunakan sebagai media pertumbuhan khamir
dan kapang
- Pepton: sebagai bahan pengencer
BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapatlah kesimpulannya
sebagai berikut :
·
Suatu media telah diketahui secara rinci komposisi
yang akan digunakan tersebut disebut dengan media sintetik.
·
Media yang digunakan untuk menumbuhkan mikrobia Nutrient broth ( NB), Nutrient agar ( NA),
Potato dextrose agar (PDA), Plate count agar( PAC) ,Starch agar (SA)
·
Media selektif (selective medium) /media penghambat
adalah media yang ditambah zat kimia tertentu yang bersifat selektif untuk
mencegah pertumbuhan mikroba lain sehingga dapat mengisolasi mikroba tertentu.
Syarat media adalah mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroba tersebut, mempunyai pH sesuai, tegangan permukaan dan tekanan osmose,
tidak mengandung zat penghambat. Contoh media selektif adalah SSA dan TCBS (
tidak disterilkan dalam autoklaf), Mac Conkey dan EMB ( disterilisasi dalam
autoklaf ).
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro.
1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta
Stanier.
1982. Mikrobiologi Dasar. Erlangga : Jakarta.
Tortora.
1992. Biologi Sel. Angkasa Bandung : Bandung.
Lay, et
al. 1992. Mikrobiologi Dasar. Gramedia : Jakarta.
Pelczar,
Michael. 1996. Dasar-Dasar. Mikrobiologi. Universitas Indonesia :
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar