Sabtu, 31 Maret 2012

Peralatan untuk Uji Fisik Daging


Peralatan untuk Uji Fisik Daging
pHmeter

pHmeter merupakan suatu alat yang fungsinya untuk mengukur nilai pH daging maupun produk daging. Sebelum penggunaan penggunaan pHmeter ini harus dilakukan kalibrasi dengan prosedur yang benar agar hasil pengukuran akurat. Proses kalibrasi juga harus mengikuti standart yang tepat yang telah ditetapkan. Prosedur yang harus dilakukan adalah ujung batang pHmeter dicelupkan ke buffer pH 7 sampai terdengar bunyi bip, lalu dicelupkan 4 sampai terdengar bunyi bip, dan setelah itu dilap dengan tissue hingga kering. Pencelupan pada pH 7 dilakukan karena pHmeter harus dinetralkan terlebih dahulu, sedangkan pencelupan pada pH 4 dilakukan untuk pengenalan pHmeter pada pH asam dan secara kebetulan telah diketahui daging memiliki pH asam.
Batang pHmeter ini terdapat pisau yang dapat dilepas. Pisau ini digunakan untuk melakukan pengujian pada daging dengan cara ditusukkan langsung. Sementara itu, pada produk daging tidak menggunakan pisau. Setelah daging dipotong biasanya memiliki kisaran pH normal sekitar 5,3-5,4. Diketahuinya kisaran pH pada daging maupun produknya sangat penting untuk mengetahui kualitas dari daging tersebut. Hal ini akan menetukan berapa lama daging tersebut mampu digunakan.

Carper Press
Carper press merupakan alat yang digunakan untuk mengukur daya mengikat air pada daging. Sementara itu, untuk produk olahan daging biasanya menggunakan sentrifuse. Metode yang digunakan dalam carper press adalah metode HAM. Carper press merupakan serangkaian alat yang dilengkapi dengan Planimeter.
Menurut Soeparno (1992), Pengukuran nilai daya ikat air dilakukan dengan menggunakan alat carper press dan planimeter. Karkas yang akan diuji dipotong sebanyak 0,3 g lalu di letakkan di atas kertas saring dan ditutup dengan kertas saring di atasnya, setelah itu diletakkan di atas carper press (Kg/cm2) dan dilakukan penekanan secara maksimal hingga terbentuk lingkaran cairan (lingkaran diluar) dan lingkaran terluar daging (lingkaran dalam), lalu dilakukan perhitungan luas areal basah dengan menggunakan alat planimeter dengan rumus:
Luas Area Basah =
X 100%
Hobart Fat Percentage Indicator
Alat ini dugunakan untuk mengukur kadar lemak pada daging. Menurut Watts (1962) dan Pearson et al (1977), lemak pada ternak terdistribusi dibeberapa bagian antara lain pada jaringan adiposa (depot lemak) dan lemak intramuskular.

Penggunaan alat ini harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak 56,7 gram daging giling/cincang dibentuk seperti donat dengan diameter 9 cm, lalu diletakkan dipiringan berlubang dan diletakkan di corong. Setelah itu, alat dihubungkan dengan arus listrik sebesar 110 volt, sehingga mesin akan berputar selama 15 menit untuk 1 kali putaran. Pemanasan ini akan menyebabkan daging meleleh dan lelehannya akan turun ke tabung reaksi yang ada dibawahnya. Selanjutnya dapat dilihat terbentuknya endapan, cairan, dan lemak yang saling berpisah. Lapisan paling bawah adalah endapan, lapisan tengah adalah cairan, dan lapisan paling atas adalah lemak. Lapisan lemak berada pada lapisan yang paling atas karena massa jenis lemak paling rendah dibandingkan dengan cairan dan endapan. Pengukuran kadar lemak menggunakan alat ini yaitu antara skala 0 menunjuk ke lapisan paling bawah lemak dan skala transparan menunjuk ke permukaan lapisan lemak.
khadik_astro@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar